Labels

DIARY (13) ADVENTURE (6) NOTE (6) MEDICAL (3)

Wednesday, 13 August 2014

Memilih Mundur dari Kompetisi MAWAPRES 2014

Sedikit tulisan yang setidaknya ini cukup menjawab pertanyaan teman-teman “Ria,kenapa kemaren kamu mundur dari kompetisi mawapres?”, belum sempat saya jawab satu-persatu, saat itu bingung mau jawab gimana.hehe...

Singkat cerita sejak awal menjadi mahasiswa ditahun 2010 (di FKM UI saat itu), saya sudah mempunyai keinginan dan ambisi untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Saya telah mempersiapkan segalanya, mulai dari aktif organisasi, memenangkan berbagai macam perlombaan, ikut berbagai macam kepanitiaan, ikut berbagai event lokal, nasional, internasional, menjadi pembicara di berbagai acara, mengumpulkan sertifikat untuk memperindah CV, dan melatih kemampuan bahasa asing saya (Inggris dan Jerman) dengan kursus di lembaga yang oke di LBI Jakarta. Tidak hanya berhenti di Jakarta, ketika saya di UNS saya juga terus berusaha mengupgrade diri saya, saya terus berusaha mempercantik CV saya, jika ditulis dengan lengkap CV saya saat ini telah mencapai 15 halaman (terhitung sejak awal kuliah). Jika ditulis sejak TK mungkin sudah bisa dijilid jadi makalah. Karena sejak kecil saya sudah hobi sekali ikut lomba-lomba dan hobi mengumpulkan piala.

Dan pada saat kompetisi mawapres FKUNS 2014 tiba, saya kaget, karena ternyata peraturannya berbeda, biasanya mapres hanya untuk 1 tingkat saja, kemaren adalah jatahnya 2011, tapi ternyata sekarang peraturan berubah bahwa semua boleh ikut (syarat max semester 6). Wooow, saya terlambat menyadarinya, saya diberitahu oleh ayik waktu di GOR di H-1 deadline. Saya hampir lupa untuk mendaftar juga, untungnya teman saya mengingatkan di akhir deadline (thank’s Putu), saat itu saya sangat terburu-buru untuk melengkapi berkasnya, hanya semalam saya menyiapkan persyaratannya, merapikan CV (karna format CV mapres tahun ini berbeda dengan tahun lalu, padahal saya sudah merapikan CV disetiap pencapaian sesuai format tahun lalu), membuat karya tulis (saya pake karya tulis sebelumnya yang pernah menang,karna gak sempet bikin lagi), mengumpulkan hasil akademik, fotokopi semua sertifikat (dan beberapa sertifikat masih ada yang dirumah, saya segera telp ayah untuk kirim via pos segera). 


Saat itu Solo sedang dilanda hujan debu, saya juga sedang stress berat memikirkan acara SMC yang pada saat itu terhambat (pesawat peserta pada delay,dll akhirnya SMC ditunda 1 hari) karena meletusnya gunung kelud. Alhamdulillah, saya mendapat kebijakan dari HMPD dikasih waktu 1 hari lagi untuk mengumpulkan (thank’s mbak Dini). Dan akhirnya berkas pun selesai dan telah dikumpulkan. Pada saat itu hanya saya finalis yang berasal dari 2012 sendiri, saingan saya 2011 semua (mbak Ratna, mas Ega, hazmy, idkan, nurul, rizal, dll).


Sambil menunggu seleksi tahap selanjutnya, saya sering2 telp teman2 saya. Dari dulu saya selalu berteman baik dengan para mawapres. Saat di UI hampir semua sahabat saya adalah mawapres: Ida Fauziah (Mapres FKMUI), Herlina (mapres Farmasi UI), Septy (finalis mapres Fisip UI),dll. Saya juga punya banyak sang penginspirasi di UI, seperti Bang Iman Usman, kak Tama, kak Tantia (mereka adalah para juara 1 Mapres nasional). Saya juga tanya senior-senior saya tentang tips trik nya, saya telp mbak silvia,mbak erma,mbak avi,mas adi,dll.

Dan saya terlupakan oleh event mapres karna saya terlalu sibuk dan asik menikmati acara SMC. What the hell. Acara final mawapres pun tiba, tiba saatnya untuk tahap wawancara dan presentasi. Semua finalis mendapat surat undangan untuk presentasi. Tapi saya tidak. Saya konfirmasi ke pihak HMPD dan pak Budi. Ternyata saya juga mendapat undangan, undangan sudah disampaikan namun dititipkan oleh teman angkatanku di 2012. Entahlah siapa yang membawa surat itu, jahat sekali ia tidak sgera menyampaikan surat itu kepadaku. Andai aku nemu siapa itu orang, bakal habis tuh orang.hehe

Aku tak tau apa yang harus aku lakukan, aku belum bikin PPT, belum latihan, belum apapun, aku coba ngebut 1 malam membuatnya, coba telp mas ega dan mas nurul sekedar sharing. Aku sangat stress saat itu, karena pada saat itu aku juga belum belajar anatomi saat itu, karna hari esoknya akan ada responsi anatomi blok repro. Aku nangis semalaman. Karena aku bingung, aku juga ingin menjadi asisten anatomi, jika nilai aku jelek maka aku gagal jadi asisten anatomi. Saat itu aku sholat istikharoh, dan aku memutuskan untuk meninggalkan impianku untuk menjadi mawapres. tapi tetap saja aku telah kehilangan waku dan tak belajar. dan aku pun remed responsi anat blok repro, aku nangis selama 1 minggu karna ini, ini adalah remed pertama dan terakhirku. Aku serasa kacau saat itu, mapres gak dapet, anat gak dapet, ikut loma kacau, kuliah gak fokus. Aku akui kejelekanku itu adalah sifat ambisiusku, bahkan sejak SD aku selalu menangis jika mendapat nilai 99 karena aku tau ada teman yang mendapat nilai 100.

Setiap mimpi punya batas. Pada suatu waktu jiwa ini tersadar. Beberapa hari setelah itu saya interopeksi diri, apakah keputusan saya untuk tidak mengikuti kompetisi mawapres ini tepat. Melihat kekacauan yang terjadi pada diri saya, teman saya memanggil saya dan menasehati saya, diperpus kita sharing banyak hal tentang kekacauan hidup setelah mengurusi acara SMC yang kita sebut sebagai post power syndrome. Benar katanya selama ini aku melakukan banyak hal bukan karena aku cinta. Inti pesan dari dia adalah Your benchmark is yourself! Benchmark mu adalah dirimu sendiri, jangan pernah berusaha untuk mengalahkan siapapun. Bla..bla..bla.. (thank’s mappa).

Saat itu saya juga diingatkan lagi oleh teman saya yang lain, untuk lebih fokus lagi dalam mengerjakan tugas kuliah. Fokus belajar biar gak kena remed lagi, biar kompre juga gampang, biar pasien besok juga tertangani,dll. Tepat sekali, saya sering mengorbankan kuliah demi kompetisi ini. Saya pernah ninggalin banyak kuliah pada saat itu karna harus pergi keluar kota tiap minggunya untuk presentasi lomba (temilnas,spora,amastigot,dll), alhasil saya remed blok, sering saya seperti ini. (thank’s mas Yassin).

Dan sekarang saya hanya ingin melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik lagi, saya ingin menikmati hidup. Teman saya pernah berkata "hidup itu untuk disenangi bukan disegani" by.Ilham. Dan sekarang saya ingin menyenangi hidup saya. Menjalani sesuatu karena saya memang mencintai pekerjaan itu. Bersungguh-sungguh kuliah, mengerjakan apapun tanpa mengorbankan orang lain dan kewajiban lain. Saya ingin menjadi Mawapres di hati orang-orang sekeliling saya. Terima kasih untuk semua.
                                                                                                        

1 comment:

  1. Alo ria...wah salam kenal sebelumnya yak
    Saya avis dan rasanya tahun depan melihat semester ria...ria bs dftr lgi mapres dan berkontribusi di mapresnas. Seru bs kenal byk org hebat disana krn kebetulan dlu saya mapresnas 2007. Semangat selalu y

    ReplyDelete