Sedikit tulisan yang setidaknya ini cukup
menjawab pertanyaan teman-teman “Ria,kenapa kemaren kamu mundur dari kompetisi
mawapres?”, belum sempat saya jawab satu-persatu, saat itu bingung mau jawab gimana.hehe...
Singkat cerita sejak
awal menjadi mahasiswa ditahun 2010 (di FKM UI saat itu), saya sudah mempunyai
keinginan dan ambisi untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Saya telah
mempersiapkan segalanya, mulai dari aktif organisasi, memenangkan berbagai
macam perlombaan, ikut berbagai macam kepanitiaan, ikut berbagai event lokal,
nasional, internasional, menjadi pembicara di berbagai acara, mengumpulkan
sertifikat untuk memperindah CV, dan melatih kemampuan bahasa asing saya (Inggris
dan Jerman) dengan kursus di lembaga yang oke di LBI Jakarta. Tidak hanya
berhenti di Jakarta, ketika saya di UNS saya juga terus berusaha mengupgrade
diri saya, saya terus berusaha mempercantik CV saya, jika ditulis dengan
lengkap CV saya saat ini telah mencapai 15 halaman (terhitung sejak awal
kuliah). Jika ditulis sejak TK mungkin sudah bisa dijilid jadi makalah. Karena sejak kecil saya sudah hobi sekali ikut lomba-lomba dan hobi mengumpulkan piala.
Dan pada saat kompetisi
mawapres FKUNS 2014 tiba, saya kaget, karena ternyata peraturannya berbeda, biasanya mapres hanya untuk 1 tingkat saja, kemaren adalah jatahnya 2011, tapi ternyata sekarang peraturan berubah bahwa semua boleh ikut (syarat max semester 6). Wooow, saya terlambat menyadarinya, saya diberitahu oleh ayik waktu di GOR di H-1 deadline. Saya hampir lupa untuk mendaftar juga, untungnya teman saya
mengingatkan di akhir deadline (thank’s Putu), saat itu saya sangat terburu-buru
untuk melengkapi berkasnya, hanya semalam saya menyiapkan persyaratannya, merapikan
CV (karna format CV mapres tahun ini berbeda dengan tahun lalu, padahal saya sudah merapikan CV disetiap pencapaian sesuai format tahun lalu), membuat karya
tulis (saya pake karya tulis sebelumnya yang pernah menang,karna gak sempet bikin lagi), mengumpulkan hasil
akademik, fotokopi semua sertifikat (dan beberapa sertifikat masih ada yang
dirumah, saya segera telp ayah untuk kirim via pos segera).
Saat itu Solo sedang dilanda hujan debu, saya juga sedang stress berat memikirkan acara SMC yang pada saat itu terhambat (pesawat peserta pada delay,dll akhirnya SMC ditunda 1 hari) karena meletusnya gunung kelud. Alhamdulillah, saya mendapat kebijakan dari HMPD dikasih waktu 1 hari lagi untuk mengumpulkan (thank’s mbak Dini). Dan akhirnya berkas pun selesai dan telah dikumpulkan. Pada saat itu hanya saya finalis yang berasal dari 2012 sendiri, saingan saya 2011 semua (mbak Ratna, mas Ega, hazmy, idkan, nurul, rizal, dll).
Saat itu Solo sedang dilanda hujan debu, saya juga sedang stress berat memikirkan acara SMC yang pada saat itu terhambat (pesawat peserta pada delay,dll akhirnya SMC ditunda 1 hari) karena meletusnya gunung kelud. Alhamdulillah, saya mendapat kebijakan dari HMPD dikasih waktu 1 hari lagi untuk mengumpulkan (thank’s mbak Dini). Dan akhirnya berkas pun selesai dan telah dikumpulkan. Pada saat itu hanya saya finalis yang berasal dari 2012 sendiri, saingan saya 2011 semua (mbak Ratna, mas Ega, hazmy, idkan, nurul, rizal, dll).
Sambil menunggu seleksi
tahap selanjutnya, saya sering2 telp teman2 saya. Dari dulu saya selalu berteman
baik dengan para mawapres. Saat di UI hampir semua sahabat
saya adalah mawapres: Ida Fauziah (Mapres FKMUI), Herlina (mapres Farmasi UI),
Septy (finalis mapres Fisip UI),dll. Saya juga punya banyak sang penginspirasi di UI, seperti Bang Iman Usman, kak Tama, kak Tantia (mereka adalah para juara 1 Mapres nasional). Saya juga tanya senior-senior saya
tentang tips trik nya, saya telp mbak silvia,mbak erma,mbak avi,mas adi,dll.
Dan saya terlupakan
oleh event mapres karna saya terlalu sibuk dan asik menikmati acara SMC. What the
hell. Acara final mawapres pun tiba, tiba saatnya untuk tahap wawancara dan presentasi.
Semua finalis mendapat surat undangan untuk presentasi. Tapi saya tidak. Saya konfirmasi
ke pihak HMPD dan pak Budi. Ternyata saya juga mendapat undangan, undangan
sudah disampaikan namun dititipkan oleh teman angkatanku di 2012. Entahlah
siapa yang membawa surat itu, jahat sekali ia tidak sgera menyampaikan surat
itu kepadaku. Andai aku nemu siapa itu orang, bakal habis tuh orang.hehe
Aku tak tau apa yang
harus aku lakukan, aku belum bikin PPT, belum latihan, belum apapun, aku coba
ngebut 1 malam membuatnya, coba telp mas ega dan mas nurul sekedar sharing. Aku
sangat stress saat itu, karena pada saat itu aku juga belum belajar anatomi saat
itu, karna hari esoknya akan ada responsi anatomi blok repro. Aku nangis
semalaman. Karena aku bingung, aku juga ingin menjadi asisten anatomi, jika
nilai aku jelek maka aku gagal jadi asisten anatomi. Saat itu aku sholat
istikharoh, dan aku memutuskan untuk meninggalkan impianku untuk menjadi
mawapres. tapi tetap saja aku telah kehilangan waku dan tak belajar. dan aku pun remed responsi anat blok repro, aku nangis selama 1 minggu karna ini, ini adalah remed pertama dan terakhirku. Aku serasa kacau saat itu, mapres gak dapet, anat gak dapet, ikut loma kacau, kuliah gak fokus. Aku akui kejelekanku itu adalah sifat ambisiusku, bahkan sejak SD aku selalu menangis jika mendapat nilai 99 karena aku tau ada teman yang mendapat nilai 100.
Setiap mimpi punya batas. Pada suatu waktu jiwa ini tersadar.
Beberapa hari setelah itu saya interopeksi diri, apakah keputusan
saya untuk tidak mengikuti kompetisi mawapres ini tepat. Melihat kekacauan yang
terjadi pada diri saya, teman saya memanggil saya dan menasehati saya, diperpus
kita sharing banyak hal tentang kekacauan hidup setelah mengurusi acara SMC
yang kita sebut sebagai post power
syndrome. Benar katanya selama ini aku melakukan banyak hal bukan karena
aku cinta.
Inti pesan dari dia adalah Your benchmark
is yourself! Benchmark mu adalah dirimu sendiri, jangan pernah berusaha
untuk mengalahkan siapapun. Bla..bla..bla.. (thank’s mappa).
Saat itu saya juga diingatkan
lagi oleh teman saya yang lain, untuk lebih fokus lagi dalam mengerjakan tugas
kuliah. Fokus belajar biar gak kena remed lagi, biar kompre juga gampang, biar
pasien besok juga tertangani,dll. Tepat sekali, saya sering mengorbankan kuliah
demi kompetisi ini. Saya pernah ninggalin banyak kuliah pada saat itu karna harus pergi keluar kota tiap minggunya untuk presentasi lomba (temilnas,spora,amastigot,dll), alhasil saya remed blok, sering saya seperti ini. (thank’s mas Yassin).
Dan sekarang saya hanya ingin
melakukan segala sesuatunya dengan lebih baik lagi, saya ingin menikmati hidup. Teman saya pernah berkata "hidup itu untuk disenangi bukan disegani" by.Ilham. Dan sekarang saya ingin menyenangi hidup saya. Menjalani sesuatu karena saya memang mencintai pekerjaan itu. Bersungguh-sungguh
kuliah, mengerjakan apapun
tanpa mengorbankan orang lain dan kewajiban lain. Saya ingin menjadi Mawapres di
hati orang-orang sekeliling saya. Terima kasih untuk semua.
Alo ria...wah salam kenal sebelumnya yak
ReplyDeleteSaya avis dan rasanya tahun depan melihat semester ria...ria bs dftr lgi mapres dan berkontribusi di mapresnas. Seru bs kenal byk org hebat disana krn kebetulan dlu saya mapresnas 2007. Semangat selalu y